Akhirnya Aku Mengerti

Hei, betapa beraninya pria ini. Datang secara tiba-tiba dalam hidupku dan mencuri hatiku tanpa ampun sedikitpun. Dia biarkan aku meradang, dalam suatu perasaan yang bahkan tidak pernah mampu menembus hatiku selama ini. Perasaan bodoh yang kuanggap kekanak-kanakan yang mungkin hanya dimiliki anak kecil. Perasaan gila yang kuanggap tidak normal, membayangkan sesuatu yang tidak pernah ada. Membayangkan dia di setiap sudut pikiran, membunuh setiap ambisi dan usahaku selama ini yang mungkin batu saja tidak mampu memecahkannya. Lalu ini apa? Bodoh!
Aku bahkan tidak mampu mengusir bayang-bayangnya, membuatku hampir mati. Setiap ambisi yang coba kubangkitkan selalu berhasil digagalkan oleh bayangnya, dan perasaan takut akan kehilangan. Bodoh! Aku tidak pernah mencoba menumbuhkan rasa ini, aku bahkan sudah berkali-kali membunuhnya, tapi rasa ini terus tumbuh seolah pohon liar yang mampu tumbuh sangat besar meski tak ada yang menyiram dan merawatnya. semakin lama semakin berat dan begitu banyak amunisi yang kubutuhkan untuk menebang dan memusnahkannya.
Ini seolah-olah mimpi, tapi apakah mimpi ini akan membunuh impian yang coba kuhidupkan? Aku tidak bisa terus menerus seperti ini. menjadi semakin gila dengan khayalan-khayalan bodoh yang tak berakhir,
Mungkin aku tak perlu berusaha membunuhnya, biarkan tumbuh dan tumbuh semakin besar aku tak peduli. aku harus tetap berjalan dengan atau tanpanya. Tidak-tidak, aku tidak membunuhnya. Aku hanya berusaha berjalan sejauh mungkin dan meninggalkan perasaan ini sejauh ungkn di belakang. Dia, tetap dalam pikiran dan hatiku. Bukankah ini adalah haknya untuk tinggal atau pergi, karena dia yang membuka, maka dialah yang memiliki hak kapan dia akan menutupnya.

0 komentar:

Post a Comment


up